Awal mula nama Desa Awe Seubal berasal dari kata Awel yang artinya Tali Pancing Besar, yang terbuat dari Kulit Muling ( Meulinjo ) yang dirajut menjadi Tali Pancing Ikan. Desa Awe Seubal berdiri sejak tahun 1764 sekitar 364 tahun silam oleh Sidu Raji (Nangkodo ) atau disebut Juru Mudi/Nakhoda Kapal, yang pada saat itu banyak kapal-kapal laut dari luar yang sering berlayar dipesisir Pantai Awe Seubal.

Sejak Awe Seubal dipimpin oleh Sidu Raji (Nangkodo) Kabupaten Simeulue pada saat itu masih Wedana/Perwakilan dari perwakilan Kabupaten Aceh Barat, saat itu dipimpin oleh seorang Kepala Nagari/Negeri yang bernama Sutan Bustomi, keadaan setempat pada saat itu sungguh sangat begitu kuno, pada umumnya masyarakat setempat memakai pakaian dari Kulit Kayu (Baerak) dan Damar (Surufak) sebagai alat penerang dan mata pencaharian masyarakat 75% masih bertumpuh pada sektor pertanian, lainnya pedagang dan nelayan. pada masa itu kedudukan Kepala Desa setara dengan Datuk/Panglima dan Desa Awe Seubal pada saat itu masih sebuah pemukiman dengan Desa Leubang dan Lantik, sehingga pada tahun 1889 pemukiman tersebut menjadi 2 (dua) bahagian yang disebut RK/Dusun.

Pada masa itu mayoritas masyarakat setempat adalah pribumi, yang dihuni berbagai macam/ragam suku/ras yaitu seperti suku ra’awah, suku rainang dan suku dagang dan pada tahun 1947 sampai dengan 1950 Desa Awe Seubal dan Desa Lantik atas inisiatif Kepala Pemukiman saat itu Sutan Ma’abah akan dijadikan 1 (satu) Desa dengan kepemimpinan Datuk Banta Ali, namun tidak sampai 2 (dua) tahun Desa Awe Seubal dan Desa Lantik kembali pisah dan memilih kepemimpinannya masing-masing, dan untuk Desa Awe Seubal saat itu dipimpin oleh Sutan Ma’abah.

Dan pada akhirnya Desa Awe Seubal saat ini terbentuk 4 (empat) kedusunan yaitu :

1.     Dusun Suak Dhatin

2.     Dusun Datuk Bontok

3.     Dusun Rajalillah dan

4.     Dusun Datuk Dagang

Saat ini Desa Awe Seubal dipimpin oleh Bapak HENNI ABON ASMADI sebagai Kepala Desa dan Sekretaris Desa oleh Bapak ADRIANTO.